Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/10/cara-membuat-ucapan-selamat-datang-di.html#ixzz2DlyaXAiw Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/10/cara-membuat-anti-copy-paste-di-blog.html#ixzz2DlwVcXJD March 2012

Mari Simak yang lain .........'

Saturday, March 31, 2012

AMALAN DARI RASULULLAH SAW, AGAR TERLEPAS DARI KEMISKINAN


cakralie@gmail.com

Untuk Para Sedulur, Mungkin ini artikel dan Amalan yang sudah banyak orang tahu, dan sedikit saya beberkan yang mungkin akan menjadi tambahan ilmu dan juga menjadi tambahan bagi koleksi perpustakaan dari Kampus kita ini, yang mana amalan ini saya pribadi belum melaksanakannya, karena satu dan banyak hal emang gak ada niat kearah sana, mungkin Allah SWT belum mengizinkan saya untuk mengamalkannya, berikut sepenggal kisah nya :
Rasulullah bertemu dengan salah seorang sahabatnya.
Bagaimana keadaanmu hari ini wahai fulan?”, tanya Rasulullah pada suatu hari kepada salah seorang sahabatnya. “Alhamdulillah, baik ya Rasulullah, tapi kalau boleh kami mengadukan kepadamu, kami masih mengalami kekurangan dalam hal ekonomi”. “Oh ya, kalau demikian menikahlah,” kata Rasulullah SAW. “Tapi Ya Rasulullah…bukankah kami sudah beristri,” Jawab Rasulullah: “Ya … nikahlah”. Hal yang demikian terjadi sampai sahabat tadi sudah beristri dengan tiga orang wanita, tapi jawaban Rasulullah tetap sama.
Maka pada lain kali ketika sahabat tadi berjumpa kembali dengan Rasulullah, keadaannya sudah berubah jadi berkecukupan dengan memiliki empat orang istri. (Al-Hadits)
Sepenggal kisah dialog antara Rasulullah dengan sahabat tadi barangkali cukup menggelitik untuk diambil pelajaran. Pelajaran yang dapat diambil dari kisah hadits ini paling tidak ada beberapa hal:
Pertama, nilai ketaqwaan Indikasi ini dapat dilihat dari kesiapan sahabat tadi untuk
mengikuti dan mematuhi perintah Rasulullah. Artinya selera dan keinginan hawa nafsu disesuaikan dengan keinginan dan kemauan Allah dan RasululNya. “Maka demi Allah yang jiwaku ditanganNya. Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu sampai menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” (HR.Bukhari).
Dengan kesiapan moral yang demikian, banyak kita temukan peristiwa yang menakjubkan. Dalam kisah yang ditemukan diantara para sahabat, Abu Bakar Ash Shiddiq misalnya, mampu menginfaqkan seluruh hartanya, Ali bin Abi Thalib mampu tidur di tempat tidur Rasulullah ketika Rasulullah dalam kepungan musuhmusuhnya pada peristiwa hijrah. Dan kejadian-kejadian itu akan terus terjadi dalam kehidupan kita ini jika kita menjadikan taqwa
sebagai basis dalam semua permasalahan.
Barangkali akan aneh dalam kehidupan modern sekarang ini, seorang istri pertama melamarkan istri kedua untuk suaminya, Jawaban semua itu ada pada kesiapan, mendahulukan kepentingan Allah dan RasululNya. ”Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia kan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka” (QS.At-Thalaq/65:2-3).
Kedua, nilai keluwesan & keluasan Syariat Islam Keluwesan Islam, artinya bahwa ajaran dan nilai Islam dapat dilaksanakan dan diterapkan pada semua kondisi masa lalu dan masa kini. Syariat Islam sangat cocok untuk hidup dan kehidupan di dunia dan baik bagi semua manusia, laki-laki dan wanita, orang kaya dan orang miskin. Barangkali untuk contoh diatas, bahkan seorang yang nota bene adalah miskin, justru dianjurkan untuk menikah
kembali oleh Rasulullah. Keluasan Islam tidak akan ditemukan jika hanya didekati dengan
pemikiran (akal) saja, akan tetapi harus dipadukan antara hati (iman) dan akal sehat. Sebab kemampuan otak manusia sangat terbatas, dan banyak persoalan yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan pendekatan keilmuan saja. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Tiga golongan yang berhak mendapatkan pertolongan dari Allah Ta’ala yaitu budak yang berjanji menebus dirinya dari majikannya dengan penuh iman kepada Allah, maka Allah mewajibkan diriNya untuk membelanya dan membantu seorang laki-laki yang ingin menikah
supaya menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan Allah (zina), maka Allah mewajibkan diriNya untuk menolong dan memberinya rezeki”. (HR.Dailami)
Dalam hal poligami misalnya, dorongan seks itu ada pada semua laki-laki, baik dia kaya maupun miskin, sebab memang demikianlah fitrah penciptaan manusia. Ingatkah kita, ketika seorang sahabat mengadukan kepada Rasulullah bahwa dia telah melakukan
hubungan suami istri pada siang hari di bulan Ramadhan. Siapakah sahabat tadi, “ternyata” seorang yang kehidupan ekonominya paspasan, Kifarat yang seharusnya dia bayar adalah infak kepada fakir miskin-orang lain-, akhirnya kembali jatuh kepada dirinya sendiri.
Memang demikianlah adanya, Islam itu indah. Jika ada orang takut kawin (karena) alasan materi, Allah menjawab dalam Al-Qur’an: “Dan kawinilah orang-orang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (kawin), dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan.
Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya, Dan Allah Maha luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui,”. (QS.An-Nur/24:32).
Dari Sa’id bin Jubair, ia berkata: “Ibnu Abbas bertanya kepadaku:
“Apakah engkau telah menikah?” Aku menjawab “Belum”, ia berkata: ”Menikahlah, karena sesungguhnya sebaik-baik orang Islam adalah yang lebih banyak istrinya” (HR. Bukhari dan Ahmad).
Ketiga, nilai sosial kemasyarakatan Perubahan tingkat ekonomi sahabat dalam kisah diatas diduga adalah ketika Allah mempertemukan sahabat tadi dengan istri keempatnya yang seorang pengusaha. Artinya barangkali hikmah yang ingin Allah dan Rasul ajarkan adalah adanya suatu kehidupan yang saling melengkapi antara satu dengan lainnya.
Sementara firman Allah SWT.: ”Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita)…” (QS. An. Nisa/4:3-4)
Kehidupan rumah tangga antara suami istri adalah kehidupan hubungan timbal balik yang saling melengkapi dan menyempurnakan. Maka ketika seseorang belum memiliki pasangan, berarti belum sempurna hidupnya, sebab nikah itu separoh dari agama, bahkan kesempurnaannya dikaitkan dengan kehidupan beragamanya. Sebagaimana sabda Rasulullah “Barangsiapa yang dikarunia seorang Istri yang solehah berarti ia telah membantunya menyempurnakan setengah dari agamanya, maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah pada setengah yang lainnya”. (HR.Anas bin Malik r.a)
Lantas pertanyaan kebanyakan para suami pasti kalau menambah istri lagi, lalu bagaimana dengan nafkah kepada anak dan istri-istrinya ? Satu saja sakit apalagi dua, tiga atau empat. Maka orang yang secara materi tidak berkecukupan tapi akhlaknya baik, dan layak kawin harus yakin, Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya (QS.Qn-Nur:32)
Poligami sebagai salah satu dari ketentuan Allah yang dihalalkan bagi kaum laki-laki dan tentunya pasti berguna bagi para perempuan. Karena sunnatullah sepanjang zaman, perempuan akan selalu lebih banyak jumlahnya dari laki-laki, maka jangan menganggap poligami itu keuntungan atau kesenangan bagi kaum laki-laki, tetapi merupakan beban tugas berat yang mulia bagi kaum laki-laki yang harus dihadapi dalam rangka berbagi-bagi kepemimpinan kepada perempuan – perempuan lain yang membutuhkan kepemimpinannya agar berprestasi menjadi khalifah Allah di muka bumi. Maka suami tidak boleh menganggap bahwa jika dia menghadapi kesulitan hidup dengan seorang istri, maka akan lebih sulit lagi kehidupannya bila dia beristri lagi (pindah
tugas baru), artinya setelah tugas pertama selesai dan sukses atau bisa mensolehahkan atau mengislamkan perasaan istrinya.
Maka seorang istri juga dituntut berbuat adil ketika memiliki seorang suami yang siap menjadi pemimpin, tentunya secara kesalehan sosial dan tidak monopoli, sebaiknya harus mau berbagi kepemimpinan suaminya kepada perempuan lain yang membutuhkan kepemimpinannya.

Wassalam.

JALAN PARA MUKMIN MELAKSANAKAN ‘IYYAKA NA’BUDU’ 

 

Dipostkan Oleh :
cakralie@gmail.com

Semua Rasul menyerukan kalimat ‘Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’. Karena mereka semua menyeru manusia untuk mentauhidkan Allah dan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya semata, sejak Rasul yang pertama sampai Rasul yang terakhir. Nabi Nuh AS menyeru kaumnya
“Beribadahlah kepada Allah, sekali kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia.” (QS. Al-A’raf [7] : 59)
Demikianlah pula yang diserukan oleh Nabi Hud AS, Nabi Shalih AS, Nabi Syu’aib AD, dan Nabi Ibrahim AS, sebagaimana firman-Nya :
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) : Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut itu.” (QS. an-Nahl [16] : 36)
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kami , melainkan Kam wahyukan kepadanya : ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi melainkan aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS. al-Anbiya [21] : 25)
“Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanalha amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adlah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada-Ku.” (QS. al-Mu’muniun [23] : 51-52)
Maka, sesungguhnya ‘iyyaka na’budu’ dibangun di atas empat pilar untuk menyatakan yang dicintai dan diridhai Alah dan Rasul-Nya,yaitu dengan lisan dan pekataan hati, amalan hati dan amalan anggota badan.
Ubudiyah bagi mencapai tujuannya yang hakiki menuju tujuan mencapai Rabbnya, meliputi keempat hal, yang tidak boleh dibantah, dan harus dilaksanakan secara mutlak. Empat hal itu, antara lain, perkataan lisan, perkataan hati, amalan hati, dan amalan anggota badan.
Tidak mungkin seorang hamba yang menyatakan lisannya beribadah kepada Allah, sedangkan hati dan amalannya menolak. Keempat-empatnya harus selaras. Lisan, hati, amalan hati, dan amalan anggota badan, semuanya harus selaras dan sesuai, tidak ada yang bertentangan satu dengan lainnya.
Perkataaan hati adalah I’tiqad (keyakinan) terhadap apa yang diberitahukan oleh Allah mengenai diri-Nya, nama-Nya, sifat-sifat-Nya, sbagaimana yang disampaikan melalui lisan Rasul-Rasul-Nya.
Sedangkan perkataan lisan, yaitu menginformasikan hal itu, menyeru orang lain kepadanya, membelanya, menjelaskan kebhtilah bid’ah-bid’ah yang bertentangan dengannya, selau menginagatnya, dan menyampaikan perintah-Nya. Tidak menentang dan bermaksiat terhada-Nya. Tidak berbuat durhaka kepada-Nya. Selalu tunduk dan patuh kepadanya.
Amalan hati, antara lain, seperti cinta kepada Allah, tawakkal kepada-Nya, bertaubat kepada-Nya, takut kepada-Nya, takut kepada-Nya, berharap kepada-Nya, mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya, sabr terhadap perintah-Nya, larangan-Nya dan taqdir-Nya, ridha menerimanya dan ridha kepada-Nya, setia kepada-Nya, merasa tenteram dengan-Nya, dan amalan-amalan hati lainnya yang difardhukan lainnya. Amalan anggota badan tanpa amalan hati boleh jadi tidak ada gunanya.
Amalan anggota badan seperti shalat, jihad, dan melangkah kaki untuk shalat jum’at dan jama’ah, menolong orangt yang lemah, berbuat kebajikan kepada makhluk merupakan bentuk amalan anggota badan, yangm erupakan bentuk refleksi dari amalan hati seorang mukmin.
‘Iyyaka na’budu’ memastikan dan menetapkan hukum keempat hal ini, sedangkan ‘iyyaka nasta’in’, merupakan permohonan pertolongan dan taufiq (perkenan) untuk dapat menunaikan ‘iyyaka na’budu’ wa iyyaka nasta’in. Inilah jalan bagi orang-orang yang ingin mendapatkan jalan menuju Rabbnya.
mudah2an kita semua mencoba mengawali semua dengan ini.Wallahu’alam.
salam persaudaraan

Tuesday, March 27, 2012

ILMU METAFISIKA



 

Tata Cara Pemusatan Energi Pada Tubuh

Posisi tidur telentang kaki lurus, telapak tangan masing2 menempel ke paha, telapak kaki kanan menempel ke telapak kaki kiri (posisi saluku tunggal).

Nafas & konsentrasi : tarik nafas (dari pusar) naik ke dada - tenggorokan , kemudian naikkan lagi ke ubun2 , (tahan sekuatnya ), kemudian turunkan lagi perlahan –lahan ke pusar sambil membuang nafas.

Pada saat tarik nafas sambil mengucap batin ‘ huu ‘ pada saat melepas ‘ yaa ‘, setiap tahapan dilakukan 3 kali tarikan/ buang nafas (Tripandurat), kemudian baru istirahat dan kemudian dilakukan lagi .

Semakin lama kita bias menahan nafas (di ubun2) semakin bagus, dgn catatan setiap tripandurat hrs ada jeda istirahat sebentar, pada saat bersatunya rah (darah) atau roh di ubun2 (susuhunan) itulah bisa disebut manunggaling kawula gusti, dalam arti jika nafas naik kita jumeneng gusti dan pada saat turun kita kembali jd kawulo, namun yg dimaksud disini bukan berarti nafasnya tetapi adalah Cipta & rasa nya.
Patrap/konsentrasi semedi ini bias dilakukan sambil beraktifitas sehari2 sambil tetap mengatur jalan nafas dan mantra “huu – yaa” diatas.

Kemudian tetntang laku awal untuk mencapai hal tersebut adalah dengan samadhi. Samadhi yang dilakukan dengan sungguh pasrah akan kehendak yang Kuasa dan sungguh pasrah atas segala dosa dan hidup kita.

Olah nafas yang dipergunakan adalah nafas halus, yaitu menjaga (bukan mengatur seperti yg lainya) untuk bernafas dengan teratur antara keluar dan masuknya nafas. Tidak boleh ditahan ataupun sengaja dihabiskan. Betul betul bafas teratur seperti kita tidur, jangan sampai goyah.
Pikiran dipusatkan kepada jalannya nafas, terus merasakan keluar dan masuknya nafas. Kalau dalam tahap meditasi ini dirasakan atau pun merasa melihat sesuatu, jangan hiraukan terus kepada pemusatan kepada talining urip (nafas). Dengan terus melakukan ini bila berhasil akan mengetahui dengan sendirinya suatu rahasia kemampuan diri kita

Kemudian tetntang laku awal untuk mencapai hal tersebut adalah dengan samadhi. Samadhi yang dilakukan dengan sungguh pasrah akan kehendak yang Kuasa dan sungguh pasrah atas segala dosa dan hidup kita.

Olah nafas yang dipergunakan adalah nafas halus, yaitu menjaga (bukan mengatur seperti yg lainya) untuk bernafas dengan teratur antara keluar dan masuknya nafas. Tidak boleh ditahan ataupun sengaja dihabiskan. Betul betul bafas teratur seperti kita tidur, jangan sampai goyah. Pikiran dipusatkan kepada jalannya nafas, terus merasakan keluar dan masuknya nafas. Kalau dalam tahap meditasi ini dirasakan atau pun merasa melihat sesuatu, jangan hiraukan terus kepada pemusatan kepada talining urip (nafas). Dengan terus melakukan ini bila berhasil akan mengetahui dengan sendirinya suatu rahasia kemampuan diri kita .
Ini yang dikatakan olah rasa, yaitu mengolah dan merasakan rasa jati, berusaha merasakan rasa yang sejati

Bismillah.. dst
Ya Allah Ya Hayyu Ya Qoyyum Ya Azhim Ya Robbal `Alamin
Subhana abaisil warisi ya robbi inni maghlubun fantashirni
Bismillah.. dst
Kun kata Allah, Fayakun kata Muhammad, Robbukum kata Jibroil
Ya Jibroil Ya Mikail Ya Isrofil Ya Izroil
Yaiku Sang Ratu Kepyok Sang Ratu Herang putih
Kadulur bathin ka anak bathin kanu opat lima pancer
Ya Allah aku mohon diantar kedulur bathinku ke anak bathinku
yang hidup dalam satu hari satu malam
Wahai dulur bathinku anak bathinku , bantulah aku.............
berkat la ilaha illallah muhammadur rasulullah
aku tahu asalmu 204 sambungan
Hu Allah

ini setelah diamalkan dengan cara tertentu kemudian berakibat
hadirnya 4 cahaya bergantian, dan ada satu cahaya yg sangat sering hadir
yg dengan cahaya yg sering hadir itulah sang guru menetapkan
kebijakan dan arahan lanjutannya

setelah itu.... bertemulah dengan seseorang yg sangat mirip diri sendiri
namun dengan ujud yg tak lengkap

dia memberitahu "kunci diri pribadi"

yg dengan kunci itulah dipakai untuk menjalankan
tata cara dari sang guru untuk layang sukma
yaitu pemunculan diri di beberapa tempat secara bersamaan waktunya 


Wassalam .
 

gledek

bn

e.ujn